Sabtu, 21 Februari 2009

TAMAN NASIONAL LORE LINDU

Keadaan Umum Taman Nasional Lore Lindu Letak (geografis & administratif); luas, status (kawasan dan pengelolaan) serta batas kawasan.
  • Letak kawasan
    Secara geografis pada posisi 119°58’–120° 16’ BT dan 1°8’–1°3’ LS. Secara administratif terletak dalam 2 (dua) wilayah kabupaten yaitu sebagian besar di Kabupaten Donggala dan sebagian lagi di Kabupaten Poso, terbagi dalam 6 kecamatan yaitu: Kecamatan Kulawi, Sigibiromaru, Palolo di Kabupaten Donggala dan Kecamatan Lore Utara, Lore Selatan, Lore
    Tengah di Kabupaten Poso.

  • Luas kawasan

    1. Surat Menteri Pertanian No. 736/Menteri/X/1992 tanggal 14 Oktober 1982 luas kawasan Taman Nasional Lore Lindu adalah 231.000 ha.

    2. Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 593/Kpts-II/1993 luas kawasan Taman Nasional Lore Lindu adalah 229.000 ha.

    3. Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 464/Kpts-II/1999 tanggal 23 Juni 1999, Taman Nasional Lore Lindu dikukuhkan dengan luas kawasan 217.991,18 ha, luas inilah yang menjadi dasar pengelolaan Taman Nasional Lore Lindu saat ini.
  • Status kawasan dan status pengelolaannya
    1. Status kawasan Taman Nasional Lore Lindu telah dikukuhkan pada tanggal 23 Juni 1999 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 464/Kpts-II/1999.

    2. Status Pengelolaannya, di kelola oleh Balai Taman Nasional Lore Lindu sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 185/Kpts-II/1997 tanggal 31 Maret 1997 tentang organisasi dan tata kerja Balai Taman Nasional dan Unit Taman Nasional.

  • Batas Kawasan

    1. Dibagian utara dibatasi oleh Dataran Palolo, sebelah timur oleh dataran Napu, sebelah selatan Dataran Bada, dan sebelah barat oleh sungai Lairiang dan hulu sungai Palu (lembah Kulawi).

    2. Telah ditata batas ketemu gelang oleh Sub BIPHUT Palu.

Keadaan kawasan (topografi, geologi, jenis tanah, iklim, suhu, curah hujan (rata-rata musim kemarau dan hujan); hidrologi, kelembaban udara.

  • Topografi
    Taman Nasional Lore Lindu berada pada ketinggian 200-2610 meter di atas permukaan laut, puncak tertinggi adalah Gunung Nokilalaki (2355 m) dan gunung Tokosa/Rorekatimbu (2610 m). Bentuk topografi bervariasi mulai dari datar, landai, agak curam, curam, hingga sangat curam.

  • Geologi
    Taman Nasional Lore Lindu terletak antara dua patahan utama di Sulawesi Tengah. Pada daerah pegunungan, umumnya berasal dari batuan asam seperti Gneisses, Schists dan granit, punya sifat peka terhadap erosi.
    Formasi lakustrin banyak ditemukan di bagian Timur Taman Nasional, umunya dataran danau yang datar atau berawan. Bahan endapan dari campuran batuan sediment, metamorfosa dan granit.Bagian barat ditemukan formasi alivium yang umumnya berbentuk kipas aluvial/koluvial atau dataran hasil deposisi sungai seperti teras atau rawa belakang. Sumber bahan aluvial ini berasal dari batuan metaforfosa dan granit.

  • Tanah
    Keadaan tanah di Taman Nasional Lore Lindu bervariasi dari yang belum berkembang (entisol); sedang berkembang (inseptisol) sampai sudah berkembang (alfisol) dan sebagian kecil ultisol.

  • Iklim, Suhu, Curah Hujan, kelembaban
    Bagian utara kawasan Taman Nasional Lore Lindu mempunyai tipe iklim C/D (musiman) dengan curah hujan rata-rata tahunan berkisar antara 855-1200 mm/tahun. Bagian Timur kawasan Taman Nasional Lore Lindu punya tipe iklim B (agak musiman) dengan curah hujan berkisar antara 344-1400 mm/tahun. Bagian barat Taman Nasional Lore Lindu punya tipe iklim A (lembab permanen) dengan curah hujan rata-rata tahunan antara 1200-2200 mm/tahun.

    Secara keseluruhan curah hujan di Taman Nasional Lore Lindu bervariasi dari 2000-3000 mm/tahun di bagian utara dan 3000-4000 mm/tahun di bagian Selatan.
    Suhu/temperatur berkisar antara 22-340 C, rata-rata kelembaban udara 98 % dengan kecepatan angin rata-rata 3,6 km/jam.

  • Hidrologi
    Taman Nasional Lore Lindu mempunyai fungsi tangkapan air yang besar, didukung oleh dua sungai besar yaitu sungai Gumbasa di bagian utara yang bergabung dengan sungai Palu di bagian barat serta sungai Lariang di bagian Timur, selatan, dan baratnya. Fungsi hidrologis ini sangat besar manfaatnya bagi masyarakat sekitar kawasan dan Sulawesi Tengah umumnya.

  • Aksesibilitas
    Dapat dicapai melalui jalur darat dari kota Palu. Lokasi yang dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat adalah Palu-Seksi Konservasi Wilayah I Kulawi, Palu-Seksi Konservasi Wilayah II Kamarora, Palu-Seksi Konservasi Wilayah III Wuasa, ada beberapa resort yang hanya dapat ditempuh dengan jalan kaki/naik kuda yaitu jalur Gimpu-Bada, Bada-Doda dan Rahmat-Dataran Lindu.

Ekosistem, Vegetasi, Flora dan Fauna

  • Ekosistem
    Ada dua ekosistem utama di Taman Nasional Lore Lindu yaitu:

    1. Ekosistem hutan hujan dataran rendah

    2. Ekosistem hutan hujan pegunungan.

    Di samping kedua ekosistem utama, juga terdapat 2 sub-zone, yaitu:

    1. Sub zone hutan hujan pegunungan yang merupakan transisi antara ekosistem hutan hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan.

    2. Sub-zone alpin hutan pegunungan merupakan transisi antara hutan pegunungan dan hutan alpin.
  • Vegetasi, Flora
    1. Vegetasi hutan hujan dataran rendah
      Komposisi floranya lebih beragam. Flora yang ditemukan antara lain: Pawa (Mussaendopsis beccariana); Tahiti (Dysoxylum sp.); Nunu (Ficus sp.); ngkera dan lawedaru (Myristica spp.); Mpora dan Mpire (Caryota spp.); Saguer (Arenga pinnata); Take (Arenga sp.); uru ranto (Elmerilia ovalis); Luluna (Strychnos axillaris); Palaku (Celtis sp.); Ntorade (Pterospermum subpeltatum); Ndolia (Canangium odoratum); tea here (Artocarpus elasticus); tea uru (Artocarpus teijmannii); duria (Durio zibethinus); Wara dilameo (P. hirsuta); bambu
      pemanjat (Dinochloa scandens); Elastostema, Costus, Cyrtandra, Nephrolepis, Neuburgia.

    2. Vegetasi hutan hujan pegunungan
      Flora yang ditemukan antara lain: Kaha (Castanopsis argentea); Palili bahe, palili nete, palili pance (Lithocarpus spp.). Agathis philippinensis, Podocarpus neriifolia, Podocarpus imbricatus, Taxus baccatus, Dacrydium falcifolia, Phyllocladus hypophyllus, Tristania whiteana dan Tristania sp., Calophyllum spp., Garcinia spp., Tetractonia haltumi, Polyosma integrifolia dan Gynotraches axillaris, Coelogyne, Thelasis, Appendicula, Glomera, Phreatia, Elastostema, Cyrtandra, Goniophlebium persicifolium, Oleandra neliiformis, Diplazium bantamense.

    3. Vegetasi sub hutan hujan pegunungan
      Flora yang ditemukan: kelompok uru (Magnoliaceae); uru ranto (Elmerillia ovalis); uru tomu (Elmerillia sp.); Elmerillia celebica, Manglietia glauca, Talauma liliiflora, konore (Adinandra sp.); pangkula, ntangoro (Ternstroemia spp.); kauntara (Meliosma nitida); kau tumpu (Turpinia sphaerocarpa); mpo maria (Engelhardtia serrata).

    4. Vegetasi Sub Hutan Alpin
      Flora yang ditemukan: Leptospermum, Rapanea, Myrsine, Phyllocladus hyphophyllus, Eugenia sp., paku pohon (Alsophylla sp.); jenis palem (Pinanga)

  • Fauna

    1. Mamalia besar
      Anoa atau kerbau kerdil, satwa endemik Sulawesi. Nama daerah: sapi utan, anoang, kerbau pendek, dangko, Bondago tutu, buulu, tutu dan sako.
      Dua jenis anoa di Taman Nasional Lore Lindu yaitu anoa Quarlesi dan anoa deoressicornis. Babi rusa (Babyrousa babyrusa); babai Sulawesi (Sus celebensis); Macaca tonkeana, Phalanger ursinus, kus-kus sulawesi (P. celebencis); Tarsius Sulawesi (Tarsius spectrum); Rusa (Cervus timorensis).

    2. Burung
      Sekitar 263 jenis burung ditemukan di Sulawesi, 30 % diantaranya merupakan endemik, 66 jenis dari burung endemik ini ditemukan di Taman Nasional Lore Lindu. Jenis burung antara lain Nuri Sulawesi (Tanygnatus sumatrana); Loriculus exilis, Trichologssus platurus, Cacatua sulphurea, Rangkong (Buceros rhinoceros dan Aceros cassidix); Pecuk ular (Anhinga rufa); Rallus plateni, Scolopax celebencis, Tyto inexspectata, Geomalia heinrichi, Macrocephalon maleo, Megapodius frecycynent.

    3. Reptil
      Ular pyton (Phyton reticulatus); ulara Racers (Elaphe erythrura, Gonyosonia janseni, Mack viver (Psammodymaster pulverulenthus dan Xemopeltis unicolor); king cobra (Ophiophagus hannah)

Keadaan penduduk di sekitar kawasan Taman Nasional Lore Lindu

Taman Nasional Lore Lindu secara fisik berbatasan langsung dengan + 61 desa yang tersebar dalam 6 kecamatan di 2 kabupaten yaitu sebagai berkut:

  • Di dalam kawasan di luar enclave : Katu; di enclave di luar kawasan : (1) lembah Besoa: desa-desa Doda, Bariri, Lempe dan Hanggira serta desa translok Baliura. (2) lembah Lindu : desa-desa Puroo, Langko, Tomado dan Anca.

  • Di luar Taman Nasional Lore Lindu tapi sangat mepet sekali dengan batas fisik Taman Nasional Lore Lindu ada 51 desa dalam 6 Kecamatan yaitu dari timur putar searah jarum jam : Kec. Lore Utara, Lore Tengah, Lore Selatan (ketiga Kec. ini di Kab Poso); Kec Kulawi, Kec. Sigibiromaru, dan Kec Palolo (ketiga Kec.ini di Kab Donggala).

  • Penduduk
    Berdasarkan data yang ada, jumlah penduduk dari 6 (enam) wilayah kecamatan di sekitar Taman Nasional Lore Lindu adalah 68.377 jiwa dari 16.600 KK.

1 komentar:

  1. makasih dah nulis bwt kita nih, tp banyak info yg hrs di update, misal:
    lokasi kantor qt dah pindah tuh..ke jalur 2 sejak taun 2005
    status pengelola jg dah brubah...
    oiya..qt pny acara nih bwt yg mau jadi kader konservasi nya TN Lore Lindu, mau..mau..mau?
    dateng aj ke kntr qt..akhir nov - des 09.
    tq.

    BalasHapus